Another Templates

Pages

Minggu, 20 November 2011

Analisis Sejarah dan Kemajuan Jurnalistik Televisi dalam Masyarakat


Nama : Nanang Efendi
NIM : 201010040311212
Kata pengantar 
 
Pertelevisian telah menjadi media yang dibutukan dalam masyarakat sekarang ini, media televisi merupakan tayangan antara audio-visual sebagai penyampai informasi. Dalam televisi tayangan berfungsi hiburan, mendidik, informasi, dan juga bisa mempengarui dalam diri seseorang. Televise menyiarkan dalam berbagai acara secara langsung dalam waktu bersamaan, pemirsa hanya bisa melihat/menerima tayangkan dalam telvisi misalnya iklan, music , berita, hiburan atau acara-acara yang lainnya .
Televisi merupakan gudang informasi audiovisual yang dibatasi dengan waktu. Tidak bisa diulang sesuai keinginan, ketinggalan dalam satu menit saja, pesan yang disampaikan sudah hilang atau berbedah dengan tayangan sebelumnya. Kemasan dalam tayangan suatu acara disajikan semenarik mungkin sehingga audio-visual bisa terasa hidup, televise menjakau dalam ruang lingkup yang sangat luas.
Acara dalam televisi memiliki banyak tayangan yang beranekaragam. chanel-chanel televisi bersaing secara ketat karena televisi adalah gudang bisnis dalam sebuah perusahaan untuk mempublikasikan sebuah produknya. Terkadang tayangan televisi juga membosankan atau kurang menarik dalam padangan pemirsa, sehingga chanel televisi bersaing dan bagaimana caranya mengemas dalam sebuah acara agar acaranya bisa diminati oleh penggemarnya. Nah!! Itu persaingan media dalam televisi , televisi tidak hanya memberikan dampak positif saja dalam penonton/pemirsa, jika pesan-pesan yang disampaikan oleh media masa televisi tidak sesuai dengan aturan-aturan penyiaran yang telah ditetapkan dan dikemas dengan baik, apa yang telah di tayangkan dalam media massa televise dalam TA (tarjet audien ) harus sesuai dengan usia. Kalau tidak dikaitkan dengan usia maka hal tersebut akan memberikan implikasi yang negatif terhadap kehidupan masyarakat. Makalah ini dibuat untuk memberi berbagai wawasan Sejarah dan Kemajuan Jurnalistik Televisi dalam Masyarakat, khususnya mahasiswa jurusan ilmu komunikasi atau pembaca yang memang ingin terjun dalam dunia televisi. Mudah mudahan makalah ini memberi manfaat.

Analisis Sejarah dan Kemajuan Jurnalistik Televisi dalam Masyarakat

Pendahuluan
Dalam perkembangan media teknologi komunikasi , televisi merupakan media gabungan antara audio-visual dan cinematography (pandang dengar dan gambar bergerak ) yang lagi tenar sekarang ini. Dalam sejarahnya juga ditemukan media komunikasi yaitu fotografi, telegraf, rekaman suara, serta telepon. Televisi sendiri adalah media komunikasi yang ditemukan setelah media cetak dan radio. Perkembangan suatu tecnologi komunikasi (televisi) dalam sebuah media massa bisa diibaratkan seperti dua garis yang bergabung menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi, dan berjalan sesuai kemajuan jaman. Setelah ada kehidupan manusia, pada jaman dahulu cara mengemas informasi melalui gerak tubuh, seiring perkembangan jaman maka dibentuklah bahasa sederhana (melalui mulut ke mulut) dalam sebuah kelompok/komunitas yang kemudian diaplikasikan sebuah tulisan, tidak lama kemudian teknologi juga tenar dan tecnologi mendukung media massa sesuai dengan perkembangannya. Peran media massa televisi sebagai media massa memiliki fungsi komunikasi massa yaitu fungsi mendidik (to educate ), fungsi memberikan informasi (to inform ), menghibur ( to entertain ) termasuk fungsi mempengarui (to persuade ).
Dalam media televisi sekarang, dunia informasi sudah jadi kebutuhan dan terus menggeliat dalam masyarakat contohnya adalah berita, mengapa berita ? karena mempunyai banyak informasi yang sangat penting dan masyarakat harus tahu. Sampai sekarang ini televise telah mengalami kemajuan yang sangat pesat seiring dengan berkembangnya dunia pertelevisian yaitu sebagai media penyampai pesan. Televisi memiliki dampak identifikasi optik yang tajam bagi pemirsa. Dengan hal ini pemirsa seakan-akan berada ditempat peristiwa yang di informasikan lewat televisi, pemirsa seolah-olah menyaksikan dengan mata kepala sendiri dan hadir di tempat kejadian yang sebenarnya (realita), padahal yang di informasikan dalam sebuah acara yang disiarkan yaitu melalui jarak yang sangat jauh.
Pengaruh pemirsa dalam menyaksikan sebuah berita/acara yang lainnya berdampak pada identifikasi psikologi, setelah melihat sebuah tayangan dalam televisi , pemirsa merasakan secara outomatis kejadian yang ditayangkan dalam televisi, pemirsa terharu, sedih atau gembira karena apa yang telah ditayangkan dalam media televisi ini tidak mudah terlupakan dan terkadang bisa terbawa mimpi, atau terus keingat-ingatan dalam dirinya(Muis,2000).
Deddy iskandar mudah (2003) menegaskan, bahwa “khusus untuk medium televise, informasi yang diperoleh melelui siaran televisi dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama jika dibandingkan dengan perolehan informasi yang sama tetapi melalui pembaca”.
Hal ini disebabkan karena gambar atau visualisasi bergerak mempunyai berfungsi sebagai tambahan dan dukungan informasi yang dituangkan dalam penulisan narasi. Penyiar sebagai pembaca atau yang membawahkan berita memiliki kemampuan untuk memperkuat daya ingat manusia melalui alunan nada dan tekanan suara. Alasan tersebut juga diperkuat karena informasi yang disampaikan melalui medium televisi, diterima dengan dua indera sekaligus secara simultan pada saat yang bersamaan. Kedua indera tersebut adalah indera pendengar (audio) dan indera penglihatan (visual).
Jadi pada waktu bersamaan, penonton atau pemirsa televisi dirangsang kedua inderanya secara automatis ketika mereka menonton siaran televisi. Oleh karena itu daya ingatan yang mengendap didalam ingatannya akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan membaca atau mendengar.
Televisi tidak boleh menayangkan berita-berita yang bersifat kekerasan disertai dengan gambar-gambar yang mengerikan. Hal ini dimaksud agar pemirsa tidak memiliki rasa takut atau trauma yang amat besar. Berita mengenai kriminal termasuk dalam kategori berita berat (hard news). Hard news sendiri memiliki arti berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi.
Dalam perkembangan televisi sekarang telah lahir stasiun-stasiun televisi baru baik lokal maupun nasional, maka semakin berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, berita-berita tentang tindak kriminal telah menjadi tren sekarang ini. Berita-berita pembunuhan, penganiayaan anggota keluarga dengan cara menyiram dengan air panas, memotong-motong anggota tubuh, membuang tubuh korban, pemerkosaan dan pelecean seksual, hal ini menjadi santapan televisi untuk menjadikan bahan informasi, mengupas sekilas tentang media televisi mengenai Jurnalistik. Bahwa televisi akan informasi telah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Pembahasan
Media televisi termasuk dalam media massa, dan bersama-sama radio dan film merupakan media massa elektronik. Media elektronik adalah media massa disetiap menyampaikan pesan-pesannya sangat tergantung adanya listrik. Tanpa listrik media massa itu tidak dapat berfungsi. Media massa televisi meskipun sama dengan radio dan film sebagai media elektronik, tetapi mempunyai ciri dan sifat yang berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak seperti suratkabar dan majalah, untuk itulah dalam menyampaikan pesan-pesannya juga mempunyai kekhususan. Media cetak dapat kapan saja dinikmati/dibaca tetapi untuk televise/radio hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. Rektor sekolah tinggi Publisistik/stp dijakarta- Drs.A.M Hoetasoehoet, membedakan media cetak dengan media televise/radio sebagai berikut:
Televise dan radio menguasai ruang, tetapi tidak mengasai waktu, sementara media cetak (suratkabar/majalah) menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang, dalam hal ini kalau radio dan televise pada saat ada siaran, siarannya dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancaran(menguasai ruang), suatu informasi yang disampaikan mudah diingat, tetapi siaran tersebut tidak dapat dilihat kembali(tidak menguasai waktu).
Sedangkan media cetak untuk sampai kepada pembacanya memerlukan waktu (tidak menguasai ruang), tetapi dapat dibaca kapan saja dan dapat diulang-ulang (menguasai waktu) karena perbedaan sifat inilah yang menyebabkan jurnalistik televisi, jurnalistik radio dan juga jurnalistik pers, meskipun semuanya tunduk pada ilmu induknya yaitu ilmu jurnalistik.(J B. Wahyudi, BA:1984)
Televisi adalah media massa yang luas dan mempunyai multifungsi yaitu mendidik (to educate), misalnya orang tua biasanya memilihkan chanel untuk anaknya sesuai dengan umurnya dan membangun dalam tingkat pendidikannya , menghibur ( to entertain ), hal inilah yang membuat televisi menjadi pengaruh atau kecandu dalam kehidupannya, kerena dalam tayangan televisi mempunnyai banyak hiburan yang menarik apalagi sekarang ini banyak chanel televisi yang mempunyai tayangan khusus hiburan, music dan lainnya. Televisi mempunyai daya mempengarui sangat tinggi dalam perilaku kehidupan dalam bermasyarakat, misalnya cara berbicara, berpakaian, karena apa yang telah ditonton secara outomatis mempengaruhi kalau kita sudah terkenak candunya. Dalam pengaruhnya kehidupan manusia misal politik, ekonomi, social, budaya, bahkan pertahanan dan keamanan Negara.

Dalam Negara Indonesia chanel televisi swasta banyak menayangkan seperti (Adi Badjuri:2010:13) :
  • Infortainment, tentu saja tayangan berbau gossip dan membahas mengenai problematika para artis dan gaya hidupnya yang cenderung mewah dan ala socialite adalah suatu hal yang menarik. Rakyat biasa bisa memiliki ‘mimpi’ untuk mengintip dan setidaknya ‘menikmati’ gaya hidup para artis tersebut.
  • Games, tentu saja acara ini cenderung ditayangkan pada malam hari. Dengan berbagai konsep dan format. Dari sekedar adu fisik, hingga tebak kata dan bahkan registrasi sms yang tentunya memakan waktu dan biaya.
  • Sinetron, acara televisi saat ini tentunya didominasi oleh tayangan sinetron yang ditayangkan hampir seluruh stasiun televisi swasta. Selain dibumbui dengan banyaknya kehidupan mewa yang wah, juga berbagai adegan kekerasan dan berurai air mata. Namun masih juga ’merajai’ rating televisi hingga sinetron masih menjadi acara favorit tontonan pemirsa.
  • Reality show, saat ini reality show juga telah menjadi primodana tayangan televisi. Dimulai dari playboy kabel, mintak tolong, termehek-mehek dan lain sebagainya. Mengungkapkan banyak realita yang terjadi di masyarakat dan menggugah kepedulian dan kesadaran social para penontonnya.
  • Acara dan tayangan yang berbau mistis, goyang dangdut dan lainya.
Bisa dikatakan bahwa sesungguhnya media massa memiliki peranan penting dan berhubungan erat dengan kehidupan social budaya masyarakat. Bahwa apa yang ada di masyarakat, maka itulah yang tercermin dimedia. Bila memang dijadikan gambaran dari suatu keadaan, maka bisa diambil hikmah positifnya. Namun bagaimana bila itu justru menjadi negative dan ditiru oleh masyarakat seperti tayangan smackdown yang banyak ditiru anak-anak beberapa tahun lalu.
Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu penonton televisi dapat menikmati acara televisi sambil duduk santai menyaksikan berbagai informasi. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, dengan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual pesan-pesan yang disampaikan langsung mempengarui otak, emosi perasaan dan sikap pemirsa. (Adi Badjuri:2010)
Televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat yang memasukkan informasi investigasi dalam salah satu program beritanya. Informasi investigasi tersebut diberi nama liputan investigasi yang diselipkan pada setiap program berita.
  • Sejarah Jurnalistik
Berasal dari kata DIURNALIS -JOURNAL berarti tiap hari, orang yang melakukan pekerjaan tiap hari. Di Roma 2000 tahun, ACTA DIURNA (Suatu tindakan-tindakan atau peristiwa harian) senat yang ditempel sebagai pengumuman. Jadi jurnalistik adalah suatu kejadian dalam sehari-hari yang membawa informasi yang sangat penting dan semua orang harus tahu (straightnews)
Dalam sejarah, pada hakehatnya jurnalistik televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dengan diketemukannya Electrische Teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari Berlin, paul nipkov, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ketempat lain. Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Paul Nipkov diakui oleh seluruh dunia sebagai bapak televisi.
Setelah 100 tahun, perkembangan pertelevisian dunia menjadi sangat pesat. Dan bahkan telah menggeser radio, sesama media elektronika yang sebelumnya telah merebut hati dunia. Trilogi televisi yang terdiri dari studio pemancar pesawat televisi, dan mekanisme kerjanya sehingga penonton televisi dapat mengikuti siaran televisi, sangat menarik untuk dipelajari. (J B. Wahyudi, BA:1984)
Perkembangan Pers di Indonesia
Awal Kemerdekaan (1942-1945) -Pers perintis
Setelah Indonesia Merdeka/ ORLA (1945-1959)- Pers Perjuangan
Masa Orde Baru (1959-1998) - Pers Pembangunan
Era Reformasi (1998 - skg) -Pers Industri
Dampak perkembangan pers di Indonesia
Tahun 1615 Jan Pieterszoon Coen “Memorie der Nouvelles” ditulis tangan
Tahun 1717 Belanda mendatangkan mesin cetak (surat edaran kematian)
Tahun 1744 “Bataviasche Nouvelles”, yang dibawa dari Belanda
Tahun 1776 terbit di Jakarta “Vendu Niews” berita pelelangan
Daendels 1810 “Bataviasche Koloniale Courant” berita perdagangan dan iklan(mingguan)
Begitu Inggris datang ke Indonesia 1812 terbit Java Government Gazette (berita, humor/ lelucon)
Tahun 1814 Inggris mengembalikan Jawa & Sumatera ke Belanda, sehingga muncul De Bataviasche Courant tahun 1828 digantikan oleh Javasche Courant.
  • Sejarah televisi
Sejak munculnya Acta Diurna (pengumuman pemerintah) dan Acta senata(pengumuman senat ) di kerajaan romawi kuno saat pemerintah Julius Caesar, tahun 59 sebelum masehi, para ahli menilai bahwa hal tersebut merupakan cikal bakal adanya penyebaran informasi melalui tulisan. Perkembangan selanjutnya yaitu dengan diketemukannya cara cetak mencetak dengan huruf lepas pada tahun 1423 dan mesin pembuat kertas serta mesin uap pada abad ke-18. Maka semakin pesatnya perkembangan tecnologi percetakan/persuratkabaran, bahkan kini sudah semakin canggih. Selain dapat memproduksi ratusan ribu eksemplaar hanya dalam beberapa menit, juga telah memanfaatkan jasa tecnologi tinggi melalui signal satelit. (Deddy iskandar Muda:2005:3)
Televisi, merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual. Peletak dasar utama tecnologi pertelevisian tersebut adalah paul Nipkow dari jerman dilakukan pada tahun 1884. Ia menentukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai jantra nipkow atau nipkow sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televise elektris. Melalui bantuan satelit yang mampu memultipancarkan siaranya ke berbagai penjuru dunia tanpa ada hambatan geografis yang berarti. Di negara-negara eropa, amerika dan Negara maju lainya, puuluhan saluran televisi tersedia dan dapat dipilih sekehendak hati. Mereka bersaing untuk menyajikan acara-acaranya yang terbaik agar dapat ditonton oleh masyarakat. semuanya tentu dilandasi dengan perhitungan bisnis. (Deddy iskandar Muda:2005:3)
Menurut skornis dalam bukunya “television and society. An incuest and agenda”.(1965), dibandingkan media massa yang lainnya (radio,surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), teleisi mempunyai sifat istimewa.
Dan televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar. Sifatnya politisnya sangat besar karena bisa menampilkan informasi, hiburan dan pendidikan atau gabungan dari ketiganya unsur tersebut secara kasat mata.
Sekilas gambar dalam sejarah perkembangan televisi


 Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)
Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi.




Setelah kita melihat gambar dari perkembangan tecnologi televisi diatas telah membawa perubahan yang semakin lama semakin canggih, dari awalnya TV hitam putih sampai berwarna kemudian menjadi warna yang sangat jerni dalam layar LCD seperti yang lagi tenar sekarang ini.
  • Pengaruh televisi dan jurnalistik
Sesuai dengan kemajuan televisi betapa besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia modern. Banyak aspek kehidupan manusia mulai dari jadwal tidur, menu makan, jenis minuman, memilih sabun mandi, sampo, minyak rambut, parfum, fashion, model tata rambut, tempat tamasya, topic perbincangan, humor, pilihan lagu dan lainnya, semuanya dipengaruhi oleh tayangan televisi. Oleh karena besarnya pengaruh televisi bagi kehidupan manusia modern maka kemudian muncul keinginan untuk memanfaatkan televisi sebagai media pendidikan. Kalau saja media yang sangat mempengaruh itu dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan tentu akan memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan peradaban manusia. Harapan Demikian itulah yang mendorong munculnya upaya-upaya diberbagai Negara untuk mewujudkan televisi sebagai media pendidikan, lalu muncullah istilah televisi pendidikan atau TV-E (educational Televisi)
Meskipun televisi sabagai media massa yang tumbuh belakangan setelah Radio dan Cetak. Hal ini merupakan konvergensi dari media radio, surat kabar, industry music, pertunjukan panggung, dan sebagainya, televisi memiliki kekuatan yang sangat besar dibandingkan jenis media massa lainnya. Meskipun sekarang ini kedatangan internet hadir dengan berbagai kelebihannya, dimana-mana persentase penggunaan jenis media massa masih dikuasai televisi.
Kelemahan media televisi adalah berita yang ditayangkan dilayar televisi umumnya hanya muncul satu kali. Jika pemirsa tidak bisa menangkap isi berita pada tayangan pertama, ia tidak punya peluang untuk mintak ulang. Kecuali mungkin untuk berita yang sangat penting, sehingga dari waktu ke waktu selalu diluang dan perkembangannya di update oleh stasiun TV bersangkutan.
Keterbatasan tersebut berlaku untuk mesia TV konvensional. Namun, saat ini sudah muncul jenis media TV yang tidak konvensional. Sekarang disejumlah Negara maju sudah mulai diperkenalkan IPTV (internet protocol television), yang bersifat interaktif. Pemirsa yang berminat bisa mengulang bagian dari tayangan TV yang ia inginkan tentunya dengan membayar biaya tertentu.
Kekuatan berita televisi terletak pada gambar. Konsekwensinya, crew televisi yaitu reporter dan cameramen harus bekerja sama saat berada dilokasi kejadian,ketika meliput suatu peristiwa. Dari sisi teknologi, proses meliput berita untuk televisi relative lebih rumit dibanding untuk media cetak atau radio. Karena itu, reporter perlu memiliki pengetahuan teknis dasar tentang perlengkapan liputan, seperti kamera, mike, tripot, dan lain-lain.
Kelebihan televisi
  • Kesan realistik : audio visual.
  • Masyarakat lebih tanggap : menonton dalam suasana santai, rekreatif.
  • Adanya pemilahan area siaran(zoning) dan jaringan kerja(networking) yang mengefektifkan penjangjauan masyarakat.
  • Terkait erat dengan media lain.
  • Cepat dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas.
  • Terjangkau luas, menjangkau masyarakat secara luas.
              Kelemahan televisi
  • Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit menentukan untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan.
  • Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci(bila diperlukan konsumen).
  • Relative mahal
  • Pembuatan iklan TV cukup lama.
Maju tidaknya suatu bangsa bisa dilihat salah satunya dari tayangan televisi misalnya, alasannya:
  • Consumerism and materialism is killing nature. Dua hal tersebut merupakan jargon yang senantiasa didendangkan televisi dalam setiap detik tayangannya. Padahal, mengonsumsi dan membeli lebih sedikit barang-barangnya (terutama yang sifatnya non-essential) tidak hanya menghemat anggaran tetapi juga meminimumkan dampak negative terhadap lingkungan.
  • Living with social pressure. Televisi mengajarkan untuk living the way society want it, not the way we want (need)it.identitas diri bukan lagi apa yang ada dalam hati dan pikiran, tetapi menjadi apa yang diditekan oleh televisi. TV menyiarkan A, besoknya ikut-ikutan A, TV mendengungkan B, lantas malu kalau tidak ikut B.
Kesimpulan
Memang benar setelah kita mengulas sedikit tentang perkembangan Televisi Jurnalistik, bisa disimpulkan bahwa sebuah informasi telah menjadi bagian kehidupan dalam masyarakat (tren), setelah seseorang melihat tayangan sebuah berita misalnya yang tren sekarang ini yaitu perampokan dan membunuh mahasiswa , lalu tidak lama kemudian orang tua yang mempunyai anak seorang mahasiswa akan menghubunginya, menyampaikan agar anaknya berhati-hati, setelah mendengar berita tersebut mahasiswa menjadi panik, sehingga membuatnya berhati-hati dalam kehidupan jauh dari orang tua.
Informasi bisa diibaratkan seperti makanan pokok yang menjadi bahan santapan dalam kehidupan sehari-hari, sebuah peristiwa atau kejadian adalah sesuatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam masyarakat. Televisi adalah sebuah ajang kebutuhan meskipun televisi bisa dikatakan barang mewa, tetapi hampir setiap rumah sudah memiliki televisi berarti televisi bukan barang mewa lagi, merupakan kebutuhan akan informasi, gara-gara televisi kita bisa mengetahui perkembangan teknologi didunia serta banyak informasi-informasi lainnya, jadi selama kita mengikuti maka tidak akan ketinggalan informasi yang tenar sekarang ini. 

 
Daftar pustaka
Wahyudi,. 1983, Jurnalistik Televisi, Bandung : Alumni
Iskandar, Muda Deddy. 2003. Jurnalistik Televisi. Bandung : ROSDA
Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogjakarta : Graha Ilmu
Harahap, Arifin S. 2007. Jurnalistik Televisi. Jakarta : PT. Indeks
Sumber Gambar   : http://misteridigital.wordpress.com/2007/09/24/sejarah-televisi/





0 komentar:

Posting Komentar