This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Another Templates

Pages

Minggu, 27 November 2011

Menganalisis dan Memahami Tipologi Pendengar Radio di Dalam Era Globalisasi


Nama : Yogie Prasetyo Adi
NIM   : 201010040311199
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah

Sudah sejak lama radio dikenal sebagai media yang memasyarakat, praktis dan sederhana. Penyampaian pesan yang dilakukan oleh penyiar di radio juga dapat menghidupkan suasana menjadi lebih akrab. Ikatan emosional pendengar akan dapat mudah terbentuk dibandingkan dengan media lainnya. Walaupun banyak media massa lainnya yang mengalami perkembangan sangat pesat, namun radio masih mempunyai tempat dihati pendengarnya sebagai sarana hiburan, informasi, dan promosi.
Negara Indonesia yang mempunyai jangkauan wilayah yang luas dan ditambah dengan masyarakatnya yang agraris dirasa dapat menjawab kebutuhan masyarakat tentang media komunikasi yang dapat menjangkau berbagai kalangan. Dalam perkembangannya, radio sangatlah dekat dengan masyarakat tradisional dan kawula muda. Hal ini tidak lepas dari sejarah perkembangan radio di Indonesia yang begitu erat kaitannya dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih Kemerdekaannya.
Pada masa penjajahan, radio tidak berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Pada saat itu radio hanya berfungsi sebagai kepentingan dagang. Namun setelah masa penjajahan berakhir, sedikit demi sedikit fungsi radio mulai berkembang menjadi media informasi, hiburan dan promosi. Mengingat lamanya radio sudah dikenal masyarakat, maka tidak heran jika peminat radio pada saat itu terus meningkat.
Bahkan di era globalisasi seperti sekarang, peminat Radio tidak pernah berkurang. Padahal jika diamati lebih mendalam, banyak media-media yang lebih canggih dan mempunyai fitur yang lebih lengkap dibandingkan dengan radio. Sebut saja, televisi. Banyak televisi canggih saat ini menjamur di pasar Indonesia. Tidak hanya mengandalkan audio, visualnya pun juga lebih meyakinkan bila dibandingkan dengan radio. Ada juga Internet, dengan internet semuanya bisa diketahui. Bahkan kita tidak perlu membuka koran ataupun telivisi untuk mencari informasi. Dengan Internet semuanya dapat kita ketahui.
Hal itulah yang mendasari dibentuknya makalah ini, yaitu untuk mengetahui tipologi pendengar radio dan apa saja yang menjadi daya tarik pendengar radio di Era Globalisasi sekarang ini.

1.2 Rumusan Masalah
11.)    Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia
22.)    Faktor-faktor penunjang Efektivitas Siaran.
33.)    Tipologi pendengar radio
44.)    Format siaran radio di Era Globalisasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia
Keberadaan radio Indonesia mempunyai hubungan erat dengan sejarah perjuangan bangsa, yaitu pada masa penjajahan hingga masa perjalanan menjadi masyarakat demokratis. Pada massa penjajahan, radio swasta yang dikelola asing hanya menyiarkan program untuk kepentingan dagang. Sedangkan radio swasta yang dikelola oleh masyarakat pribumi menyiarkan tentang kebudayaan dan kepentingan pergerakan semangat kemerdekaan. Namun pada kependudukan Jepang tahun 1942, semua stasiun radio dikuasai oleh Jepang, program-program siaran radio dialihkan pada propaganda perang Asia Timur. Namun sejak terdengar Jepang menyerah kalah tanpa syarat kepada tentara sekutu, Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya.
Saat itulah Indonesia berkesempatan menyiarkan proklamasinya di radio luar negeri yang ada di Bandung yang pertama diperdengarkan di Australia. Namun tidak lama setelah itu, akhirnya para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk pertama kalinya pada 11 September 1945  mempunyai radio nasional yang dinamakan Radio Republik Indonesia (RRI). Dan saat itulah prokklamasi kemerdekaan mulai dikumandangkan melalui radio kepada seluruh rakyat Republik Indonesia.  Namun fungsi radio pada massa perjuangan berubah ketika zaman orde baru, pada peralihan presiden Soekarno ke presiden Soeharto atau yang lebih dikenal dengan perubahan Orde Lama ke Orde Baru.
Pada peralihan tersebut banyak muncul radio amatir, radio amatir adalah seperangkat pemancar radio yang dipergunakan seseorang untuk berhubungan dengan penggemar lainnya. Selain hal itu pada orde baru banyak muncul radio swasta di Indonesia. Adapun peraturan bagi radio non-pemerintah untuk menjalankan fungsi sosial, yaitu sebagai alat pendidik, alat penerangan, dan alat hiburan. Sejak massa orde baru inilah peran serta radio sangat bermanfaat dalam membangun masyarakat yang haus akan berita dan hiburan.

Secara historis perkembangan radio di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut (Masduki, Menjadi broadcaster profesional,2004, hal 3) :

Periode
Misi Siaran
Teknologi
1925-1940­-an
Alat perjuangan anti kolonialisme Belanda, Jepang, dan Sekutu
Amatir /AM
1950-1960-an
Alat mobilisasi ideologi rezim otoriter Orde Lama dan Orde Baru
Amatir/AM
1970-1980-an
Alat mobilisasi pembangunan, sarana berbisnis, dan hiburan
Profesional/FM,AM
1990-an - sekarang
Medium bisnis, hiburan, pencerahan publik, dan demokratisasi
AM,FM, Internet-satelit, jaringan.


2.2 Faktor Penunjang Efektivitas Siaran
Radio dikatakan berhasil dalam siaran jika banyak khalayak mendengarkan program-program dari radio tersebut. Radio siaran sering juga diberi julukan “the fifth estate” disebabkan daya kekuatannya dalam mempengaruhi massa khalayak. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor, yakni (Effendy, Uchjana, Onong, 1991, hal 74-80) :
2.2.1 Daya Langsung
Untuk mencapai sasarannya, yakni pendengar, isi programa yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks. Hal ini bisa dirasakan kemanfaatanya oleh kita, Bangsa Indonesia, baik semasa revolusi sedang berkecamuk maupun setelah kita merdeka sampai sekarang. Bisa diambil kesimpulan bahwa manfaat besar dari radio siaran dapat dirasakn oleh segenap penduduk dunia.
Hal ini bebeda jauh dengan surat kabar. Peristiwa tertembak matinya Presiden Kennedy memerlukan waktu lama untuk dapat diketahui oleh rakyat Amerika maupun penduduk dunia secara aktual. Hal ini dikarenakan pemberitaan melalui surat kabar  harus disusun secara panjang, diset, dikoreksi, dicetak diangkut kepada agen-agen dan dari agen baru disebarkan kepada para pembaca. Dengan medium radio tidak melalui proses yang banyak . Setiap berita dapat langsung disiarkan dan ditangkap oleh para pendengar. Bahkan manfaat radio siaran “langsung” bukan hanya disitu saja. Suatu peristiwa dapat diikuti oleh para pendengar pada saat peristiwa berlangsung. Pidato Presiden , upacara Hari Kemerdekaan, pertandingan sepak bola, siaran mesjid/gereja dan lain-lain dapat diikuti di saat peristiwa itu berlangsung.

2.2.2 Daya Tembus
Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuatan adalah daya tembus radio siaran, dalam arti kata tidak mengenal jarak dan rintangan . Selain waktu jarakpun bagi radio siaran tidak menjadi masalah. Bagaimanapun jauhnya tempat yang dituju , dengan radio siaran dapat dicapai. Gunung-gunung, lembah-lembah, padang pasir rawa-rawa maupun lautan semuanya tidak menjadi rintangan bagi radio siaran.
Faktor ini juga berperan besar dalam meraih Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Pada saat Jepang menyerah pada Sekutu, kabar pertama menyerahnya Jepang tersebut diperole melalui siaran radio Amerika yang sampai pada Indonesia. Karena faktor itulah, poklamasi segera dilakukan oleh Bangsa Indonesia. Dan proklamasi tersebut disiarkan melalui siaran radio  Bandung sehingga dapat diketahui oleh bangsa-bangsa lain. Karena sifat radion siaran itulah pula, maka bagi rakyat Indonesia yang menghuni ribuan pulau itu radio akan tetap berperan penting.

2.2.3  Daya Tarik
Faktor berikutnya yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekeuasaan, ialah daya tariknya yang kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada, yakni : (1) Musik, (2) Kata-kata, (3) Efek suara (Sound Effects).
Tidak mengherankan jika akhir-akhir ini radio transistor telah menyerbu pedesaan dan dusun-dusun. Di dataran pedesaan dan pegunungan serta lembah-lembah terdapat transistor. Sebab memang bagi penduduk tempat terpencil radio transistor merupakan alat yang dapat memberikan hiburan, penerangan ,dan informasi. Dalam fungsinya sebagai sarana peneranggan dan pendidikan,radio siaran dapat menyajikan warta berita atau ceramah-ceramah yang bermanfaat..
Tulang punggung siaran radio siaran adalah musik. Orang menyetel pesawat radio terutama untuk mendengarkan alat musik, karena musik merupakan hiburan. Karena itulah maka petugas radio siaran berusaha agar segala macam programa menjadi bersifat hiburan. Berbagai programa diolah dan diberi ilustrasi. Selain warta berita (straight newscast) juga disajkan acara-acara pemberitaan yang diolah dan dihiasi musik beserta efek suara.
Ketiga faktor itulah, yakni daya langsung, daya tembus, dan daya tarik, yang menyebabkan radio diberi julukan “the fifth estate”
2.3 Tipologi Pendengar Radio
Ada tiga pihak yang berinteraksi dalam siaran radio. Pertama, penutur yang terdiri atas DJ, penyiar, reporter, penulis naskah  editor dan sebagainya. Kedua, pendengar yang terdiri atas pendengar aktif dan pendengar pasif. Ketiga, pesawat radio sebagai penerima siaran dengan beragam klasifikasi dan ukuran. Dari ketiganya, pendengar adalah pihak yang paling penting dalam konteks komunikasi siaran.
Menurut perspektif ekonomi, pendengar adalah konsumen produk siaran. Mereka mereka mengkonsumsi sebuah produk siaran berdasarkan ketersediaan waktu dan akses yang mudah terhadap pesawat penerima siaran radio. Pendengar akan mampu mengembangkan imajinasinya karena dua hal  yaitu (1) Referensi pengalaman yang mereka miliki terhadap suatu mater siaran, (2) referensi pikiran, kedekatan, dan ketajaman pikiran terhadap sebuah masalah yang sedang disiarkan. Kedua hal ini juga mutlak dimilki oleh seorang penyiar sebab ia harus menjadi “mata hati dan juru bicara pendengar”. Kemampuan memberikan gambaran dari tuturan kalimat yang diucapkan penyiar akan membantu pendengar agar tetap menyimak sebuah acara.
Menurut kelas sosialnya, pendengar dapat dibagi dua dengan karakteristik yang masing-masing berbeda. Pertama, kelas menengah ke atas. Mereka memiliki pandangan jauh ke depan, berpikir rasional, percaya diri, mau mengambil resiko dan selera pilihannya beragam. Kedua, kelas menengah ke bawah. Pandangan mereka terhadap hari ini dan kemarin terbatas, pikiran sempit, cara berpikir konkret dan non rasional (mistis dan sejenisnya) dan mempunyai selera pilihan terbatas.
Dalam interaksinya dengan radio, ada enam macam perilaku pendengar. Pertama, rentang konsentrasi dengarnya pendekkarena menyimak radio sambil mengerjakan berbagai kegiatan lain. Kedua, perhatiannya dapat cepat teralih oleh orang atau peristiwa di sekitarnya karena baginya radio merupakan ”teman santai”. Ketiga, tidak bisa menyerap informasi banyak dalam sekali dengar karena dayya ingat yang terbatas akibat dari aktifitas pendengaran yang selintas. Keempat, lebih tertarik pada hal-hal yang mempengaruhi kehidupan mereka secara langsung. Kelima, secara mental dan literal mudah mematikan radio, Keenam, umumnya pendengar tidak terdeteksi secara konstan sehingga sulit untuk mengetahui apakah mereka pintar, heterogen dan tidak fanatik.
Menurut skala partisipasi terhadap acara siaran, ada empat tipologi pendengar yakni (Masduki, 2004, hal 20) ;
Tipologi
Pengertian
Pendengar Spontan
Bersifat kebetulan. Tidak berencana mendengarkan siaran radio atau acara tertentu. Perhatian mudah teralih pada aktivitas lain.
Pendengar Pasif
Suka mendengarkan siaran radio untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri, menjadikan radio sebagai teman biasa.
Pendengar Selektif
Mendengar siaran radio pada jam atau acara tertentu saja, fanatik pada sebuah acara atau penyiar tertentu, menyediakan waktu khusus untuk mendengarkannya.
Pendengar Aktif
Secara reguler tak terbatas mendengarkan siaran radio, apapun, dimanapun, dan aktif berinteraksi melalui telepon. Radio menjadi sahabat utama, tidak hanya pada waktu luang.


2.4 Format siaran radio di Era Globalisasi
Radio mempunyai karakter tersendiri, berbeda dengan media yang lainnya. Milton mengatakan, ”Radio mempunyai kekuatan untuk meilah-milah khalayaknya dalam segmen-segmen yang kecil, dalam segmen kelompok umur, keanggotaan keluarga, perolehan pendapatan maupun pendidikan.” (Milton 1982). Kehandalan radio di sektor ini terlihat pada segmenasi khalayak radio swasta di Jakarta seperti Prambors, misalnya segmennya adalah remaja SMP dan SMA. Begitu juga dengan radio lainnya yang megkategorikan segmen yang berbeda pula.
Kekuatan radio yang lain adalah kenyataannya sebagai media “half ears media” artinya mendengarkan radio bisa “disambi” dengan kegiatan lain termasuk di kendaraan saat di jalan raya. Di kota-kota besar yang sering menghadapi kemacetan lalu lintas, radio merupakan satu-satunya media yang bisa dinikmati oleh pengendara kendaraan.
Kenneth Roman menyebut empat keunggulan radio yakni ( Ishadi, 199, hal 141) : (1) Kemampuannya untuk mengembangkan imajinasi dengan bantuan audio. (2) Kemampuan selektifitas dalam memilih program maupun segmen khlayaknya. (3) Fleksibelitas, artinya sangat mudah untuk dibawa pergi dan menjadi teman diberbagai kesempatan dan suasana. (4) Sifatnya amat personal, ia menjadi medium yang amat efektif dalam memberi kontak-kontak antar pribadi yang diliputi oleh sifat kehangatan, keakraban dan kejujuran.
Dengan berbagai sifat yang merupakan keunggulan dari radio ini, bisnis radio senantiasa mempunyai peluang untuk berkembang. Ditambah lagi dengan investasi dan production cost yang relatif lebih rendah dibanding media lain, telah membuat radio berkesempatan untuk berkembang. Berbicara tentang bisnis radio di Indonesia, maka kita harus membuka lembaran sejarah awal Orde Baru ketika radio digunakan sebagai alat perjuangan oleh anggota KAMI, KAPPI, KASI serta laskar AMPERA Arif Rachman Hakim.  Pada waktu itu media radio merupakan media yang paling mudah dan efektif digunakan. Setelah Orde Baru berhasil memenangkan perjuangan politik, perlahan radio siaran merubah perannya menjadi usaha bisnis dengan menjual jam siaran untuk penayangan iklan.
Waktu itu situasi dipermudah oleh kenyataan bahwa bisnis secara umum berkembang dengan amat cepat dan program kegiatan pembangunan meningkat. Pada tahun 80-an ketika era deregulasi di sektor bisnis khususnya perbankan meningkat, radio swasta melakukan offensif pemasaran dan berhasil. Momentum radio sebagai usaha bisnis “low cost” berakhir diganti dengan era bisnis radio dengan perangkat canggih, super stereo dan pemancar berkekuatan besar. Sejak saat izin baru untuk radio siaran , khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang , Yogyakarta, telah tertutup. Akibatnya nilai izin radio khususnya FM melonjak sampai mencapai sembilan digit rupiah.
Tanggal 9 Desember 1993 di Jakarta telah ditandatangani  pembuatan satelit DBS (Direct Broadcasting Satellite). Rencananya semua radio akan diberikan fasilitas teknologi digital. Penerima siaran radio akan menikmati kualitas suara radio sama dengan kualitas Compact Disc (CD). Praktis tak ada “noise” sama sekali dalam cuaca apa pun, suara menjadi sejenis super stereo. Tidak hanya satellite tersebut (indostar) yang akan menawarkan teknologi digital. Palapa generasi C3 yang akan diluncurkan pada tahun 1997 juga menawarkan pemancar radio digital dari satelit.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radio sesuai dengan sifat teknologinya akan tetap merupakan media untuk kepentingan komunikasi lokal. Sebagai “half earing media”, pangsa khalayak pendengar radio ditujukan pada sela-sela waktu pendengar diantara berbagai kesibukan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tipologi pendengar radio, yaitu dilihat dari segi kelas sosial dan tergantung dari perilaku Si pendengar radio. Namun setiap orang bisa juga tergolong dalam tipologi pendengar radio, yaitu bisa sebagai pendengar spontan, pendengar pasif, pendengar selektif dan pendengar aktif.
Pengaruh globalisasi juga mempengaruhi radio di Indonesia. Hal ini terbukti ketika  adanya fasilitas teknologi digital. Penerima siaran radio akan menikmati kualitas suara radio sama dengan kualitas Compact Disc (CD). Dengan hal ini dimaksudkan agar media radio tetap setara dan dapat menyeimbangkan dengan media-media yang lain yang berkembang pesat di Era Globalisasi.

Daftar Pustaka
·         Ishadi. 1999. Dunia Penyiaran, prospek dan tantangannya. Jakarta. PT Garamedia Pustaka Uutama.
·         Effendy, Uchjana, Onong. 1990. Radio Siaran, Teori dan Praktek. Bandung. Mandar Maju.
·         Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta. Pustaka Populer LkiS.



Pengaruh Teknologi Komunikasi Terhadap Surat Kabar


Nama  : Ubaidillah Nur 
NIM   : 201010040311220
Ilmu Komunikasi 
BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
            Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, maka perkembangan persuratkabaran pun mengalami kemajuan. Namun, ada baiknya bila kita menengok kembali sejarah dari persuratkabaran tersebut. Surat kabar adalah salah satu sumber informasi bagi masyarakat berpendidikan yang pertama kali diciptakan oleh bangsa Romawi Kuno sebelum abad ketujuh. Julius Caesar, sebagai penguasa Romawi Kuno, menerbitkan sebuah bulletin berisi pengumuman dari pemerintah bernama Acta Diurna. Bulletin ini dicetak dalam sebongkah batu atau selembar logam yang kemudian dipasang di tempat-tempat umum.
            Sejarah kemudian menyebutkan bahwa pada tahun 1582 ditemukan surat kabar pertama yang dicetak pada sebidang kayu dan dipublikasikan secara pribadi di Beijing pada masa pemerintahan Dinasti Ming. Seiring dengan kemajuan teknologi, surat kabar tersebut kemudian diubah menjadi cetakan yang lebih ringan pada tahun 1638. Surat kabar bermaterial kertas pertama kali diterbitkan pada tahun 1605 oleh Johann Carolus di Jerman dengan nama Relation aller Fürnemmen und gedenckwürdigen Historien. Namun, jika dinilai dari tampilannya relation lebih menyerupai bentuk buku dibandingkan dengan surat kabar. Bentuk koran modern, seperti yang dikenal luas saat ini, baru diterbitkan pada tahun 1618 di Belanda dengan nama The Dutch Courante uyt Italien, Duytslandt, & c. Pada tahun 1656, terbit sebuah surat kabar baru bernama Opregte Haarlemsche Courant yang mampu bertahan eksis hingga era globalisasi saat ini setelah bergabung dengan surat kabar Haarlems Dagblad di tahun 1942.
            Di wilayah Inggris, Nathaniel Butter dianggap sebagai orang pertama yang menciptakan koran berbahasa Inggris yang terbit secara berkala pada tahun 1622. Di kemudian hari, terbit juga The Daily Courant, sebuah surat kabar yang memberitakan masalah politik dan pemerintahan tahun 1702. Selain itu pula seorang berkebangsaan Inggris bernama Benjamin Harris menerbitkan surat kabar pertama di Amerika Serikat pada tahun 1690 dengan nama Public Occurences Both Foreign and Domestick.     
Di Indonesia sendiri, surat kabar pertama kali menjangkau masyarakat lewat koran berbahasa Belanda Batavia Nouvelles yang diterbitkan di Batavia pada tahun 1744 atas izin Gubernur Jenderal Van Imhoff. Setelah Batavia, koran juga diterbitkan di Surakarta dengan nama Brotomarni. Setelah melewati kurun waktu ratusan tahun, Indonesia akhirnya memiliki surat kabar mingguan berbahasa Indonesia pertama yang terbit di Bandung pada tahun 1907 bernama Medan Priyayi yang dimiliki oleh R. M. Tirtohadisoerjo. Pada tahun 1910, surat kabar ini kemudian diterbitkan setiap hari.

B.     Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dari penjelasan diatas adalah :
1.      Bagaimana sejarah singkat dari perkembangan surat kabar di dunia?
2.      Apakah perbedaan dari journalism online dan citizen journalism?
3.      Bagaimanakah nasib dari persuratkabaran konvensional dengan adanya media online?
4.      Seperti apakah kemajuan teknologi komunikasi terhadap surat kabar?
5.      Apakah dampak atau akibat dari kemajuan teknologi komunikasi terhadap surat kabar? 

BAB II
PEMBAHASAN

A.        Sejarah Singkat Perkembangan Surat Kabar
Di Indonesia surat kabar pertama kali menjangkau masyarakat lewat koran berbahasa Belanda Batavia Nouvelles yang diterbitkan di Batavia pada tahun 1744 atas izin Gubernur Jenderal Van Imhoff. Setelah Batavia, koran juga diterbitkan di Surakarta dengan nama Brotomarni. Setelah melewati kurun waktu ratusan tahun, Indonesia akhirnya memiliki surat kabar mingguan berbahasa Indonesia pertama yang terbit di Bandung pada tahun 1907 bernama Medan Priyayi yang dimiliki oleh R. M. Tirtohadisoerjo. Pada tahun 1910, surat kabar ini kemudian diterbitkan setiap hari.
Revolusi Industri yang dialami oleh dunia membawa dampak besar bagi teknologi percetakan surat kabar. Koran tidak hanya dianggap sebagai media informasi, namun juga sebagai sarana komunikasi yang berdampak luas. Kebutuhan ini yang menyebabkan dunia percetakan surat kabar terus meningkatkan teknologi untuk menciptakan oplah sebanyak-banyaknya. Surat kabar yang pada awalnya hanya bisa dicetak di satu sisi kertas, kemudian bisa diperbanyak dengan mencetak halaman pada sisi berikutnya. Inovasi ini mampu mengurangi biaya produksi koran sehingga semakin mempermurah harga dan meningkatkan oplah surat kabar.
Pada era globalisasi seperti saat ini yang ditandai dengan beragamnya penyiaran informasi lewat radio dan televisi, kebebasan informasi di internet, dan menjamurnya aneka media gratis seperti free magazine dan pamphlet, dikhawatirkan akan menggeser posisi surat kabar yang membutuhkan biaya khusus untuk berlangganan. Namun, tantangan ini dijawab dengan semakin banyaknya surat kabar tradisional yang berekspansi ke dunia maya seperti: www.kompas.com, www.republika.co.id, www.mediaindonesia.com, dll.

B.        Jurnalisme Online dan Citizen Journalism
Jurnalistik sangat erat kaitannya dengan kegiatan jurnalisme. Dimana, jurnalisme itu sendiri berarti bidang disiplin dalam mengumpulkan, melaporkan dan menganalisis data dan fakta serta informasi yang mengenai kejadian actual kemudian melaporkannya kepada khalayak. Online istilah bahasa dalam internet yang artinya sebuah informasi yang dapat diakses dimana saja selama ada jaringan internet. Jurnalisme berasal dari kata journal yang berarti catatan harian atau catatan mengenai kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Journal sendiri berasal dari kata diurnalis yang mempunyai arti tiap hari atu harian. Dari perkataan itu muncul kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan poekerjaan pada dunia jurnalistik.
Jurnalisme akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi. Jurnalisme online merupakan jurnalisme yang dapat di akses melalui media internet, yang biasa menyuguhkan informasi dalam bentuk audio, video, maupun grafis. Yang membedakan jurnalisme ini dengan jurnalisme yang lain adalah penggunaan teknologi. Jurnalisme yang sarat akan teknologi yang disuguhkan secara teraktual dan dapat dipercaya.
Jurnalisme online sendiri dimulai dari tersebarnya cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky yang dibeberkan oleh Mark Drugde. Berita tersebut di sampaikan melalui media internet, dan semua orangpun dapat mengaksesnya. Hal seperti ini dapat juga dilakukan oleh masyarakat yang tidak mengetahui cara penulisan jurnalisme secara baik. Kerja seperti ini seolah-olah bukan kerja seorang jurnalis. Jurnalisme online memungkinkan adanya pemberitaan yang salah karena para pengirim berita bisa siapa saja dan identitasnya sulit untuk kita temukan. Maka dari itu, berita dari jurnalisme onlie kurang dapat dipercaya, karena kredibilitas yang dimiliki tidak kuat.
Dalam hal ini semua orang bisa menjadi wartawan mendadak yaitu dengan memanfaatkan media online tersebut dan berita yang ditampilkan juga tidak membutuhkan penyuntingan ataupun orang yang menulis di jurnalisme online tidak memerlukan keahlian khusus seperti di jurnalisme konvensional. Jika kita cermati dengan adanya teknologi terbaru dari jurnalisme online masyarakat akan lebih bisa bersikap terbuka dan demokratis. Orientasi teknologi komunikasi yang selalu mengacu pada terbentuknya satu tatanan komunikasi baru, dimana salah satu ciri utamanya adalah lalu lintas informasi diatur oleh individu dengan sendirinya menempatkan jurnalisme online sebagai “program “ untuk memberdayakan individu dalam memperoleh informasi sehingga terbentuknya masyarakat yang gemar membaca dan terciptanya citizen journalism.
Jurnalisme masyarakat, “ public journalism “ atau ” participatory journalism” adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisa serta penyampaian informasi dan berita. Tipe jurnalisme seperti ini akan menjdi paradigma dan trend baru tentang bagaimana pembaca atau pemirsa membentuk informasi dan berita di msa mendatang.
Perkembangannya di Indonesia dipicu ketika pada tahun 2004 terjadi tragedy Tsunami di daerah Aceh yang diliput sendiri oleh korban Tsunami. Terbukti berita langsung dari korban dapat mengalahkan berita yang dibuat oleh jurnalis professional. Pada tahun 2008 muncul situs berita yang berbasis jurnalisme masyarakat yang pertama di Indonesia yaitu Swaberita. Berbeda dengan situs berita lainnya seperti detik, okezone dan kompas yang menggunakan jurnalis profesi. Benar sekali yang dikatakan oleh Steven Outing dalam tulisannya “ The 11 Layers of Citizen Journalism “, istilah citizen journalism saat ini menjadi one of the hottest buzzword dalam dunia jurnalistik.
Ada dua hal setidaknya yang memunculkan corak citizen journalism seperti sekarang ini. Pertama, komitmen pada suara-suara publik. Kedua, kemajuan teknologi yang mengubah landscape modus komunikasi. Sejarah citizen journalism sendiri bisa dilacak sejak konsep public journalism dilontarkan oleh beberapa penggagas, seperti Jay Rosen, Pew Research Center, dan Poynter Institute. Bersama Wichita News, Eagle, Kansas, para penggagas citizen journalism mencobakan konsep public journalism dengan membentuk panel diskusi bagi publik guna mengidentifikasi isu-isu yang dianggap penting bagi publik. Berdasarkan identifikasi tersebut, liputan kemudian disusun.
Public journalism acap dikaitkan dengan konsep advocacy journalism karena beberapa media bergerak lebih jauh tidak saja dengan mengangkat isu, tetapi juga mengadvokasikan isu hingga menjadi sebuah ‘produk’ atau ‘aksi” mengadakan undang-undang, menambah taman-taman kota, membuka kelas-kelas untuk kelompok minoritas, membentuk government watch, mendirikan komisi pengawas kampanye calon walikota, dan lain-lain. Public atau citizen journalism juga dikaitkan dengan hyperlocalism karena komitmennya yang sangat luarbiasa pada isu-isu lokal, yang ‘kecil-kecil’ (untuk ukuran media mainstream), sehingga luput dari liputan media mainstream. Public journalism dengan model seperti ini mendasarkan sebagian besar inisiatif dari lembaga media. Kemajuan teknologi dan ketidakterbatasan yang ditawarkan oleh Internet membuat inisiatif semacam itu dapat dimunculkan dari konsumen atau khalayak.

C.    Nasib Surat Kabar Tradisional dengan Munculnya Surat Kabar Elektronik

Bumi ini semakin berputar dan dengan begitu pula dengan perubahan yang terjadi didalamnya. Perkembangan dan teknologi terbaru membawa kita pada masa depan yang begitu maju. Salah satu contohnya adalah konvergensi dari suatu media yang mampu memunculkan variasi baru dari suatu media informasi. Dapat dikatakan bahwa jurnalisme online dapat muncul karena adanya penyatuan-penyatuan media yang ada. Dapat kita lihat bahwa didalam jurnalisme online perubahan media itu benar-benar terjadi. Contohnya saja dengan munculnya surat kabar elektronik. Seseorang tidak hanya akan dapat membaca informasi apa saja yang mereka inginkan tetapi juga mapu memanfaatkan media audio dan visual yang ada didalamnya untuk memperkuat apa yang ada dalam informasi tersebut. Media online pun dapat mengakses informasi apapun sehingga mampu menarik perhatian khalayak. Maka dari itu jika saja dalam surat kabar biasa kita hanya mampu mendapatkan berita pada hari itu tetapi dengan surat kabar elektronik semua berita terbaru dengan mudah dapat kita lihat.
Sejalan dengan perkembangan zaman dalam dunia persuratkabaran, muncullah teori yang dikenal dengan “ Teori Difusi Inovasi “. Teori Difusi Inovasi menerangkan bahwa peran komunikasi secara luas dalam merubah masyarakat melalui penyebarluasan ide-ide dan hal-hal baru. Dimana, menurut Rogers dan Shoemaker ( 1971 ), difusi inovasi mengkaji pesan-pesan yang disampaikan itu menyangkut hal-hal yang dianggap baru maka akan timbul suatu derajat resiko tertentu yang menyebabkan perilaku berbeda pada penerima pesan.
Suatu inovasi mampu masuk ketengah-tengah sistem sosial disebabkan karena terjadinya suatu komunikasi antar anggota suatu masyarakat, antara satu masyarakat satu dengan masyarakat lainnya. Dengan demikian komunikasi sangat penting untuk terjadinya perubahan sosial. Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa ketika suatu inovasi mulai muncul dan masyarakat mulai tertarik maka inovasi tersebut dapat sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat tersebut. Salah satu contoh inovasi disini adalah mengenai “ surat kabar elektronik “ yang memanfaatkan media jurnalisme online.
Jurnalisme online lahir karena adanya perkembangan jurnalisme. Dimana, jurnalisme itu sendiri adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa – peristiwa yang ada ( Curtis MacDougall,1972 ). Dan proses pertama yang terjadi dari kegiatan jurnalisme adalah terciptanya surat kabar taradisional yang merupakan wadah dari penyajian karya jurnalistik yang berupa informasi aktual, hiburan, keterangan, atau penerangan dalam bentuk berita, tajuk, kritik, ulasan ataupun artikel – artikel dengan menggunakan mediasi kertas.
Perkembangan teknologi komunikasi tentunya akan membawa berbagai macam perubahan-perubahan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti halnya munculnnya suatu media yang dinamakan jurnalisme online dan dimanfaatkan untuk mejadikan surat kabar elektronik. Dimana, surat kabar itu adalah proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet.
Dengan munculnya surat kabar elektronik maka surat kabar konvensional pun menemukan saingannya, informasi dari penggunaan jurnalisme online akan didapatkan dengan mudah dengan mengaksesnya dan pesan multimedia menjadi unsur pengikatnya yang mampu lebih menjelaskan tentang informasi yang diinginkannya. Berbeda dengan surat kabar biasa yang tidak ada unsur multimedianya masyarakat akan lebih tertarik pada surat kabar elektronik karena memiliki tampilan – tampilan yang lebih menarik.karena dapat dilihat dalam bentuk elektronik. Tetapi, dalam pandangan dan kenyataan yang terjadi adalah surat kabar tradisional tidak akan pernah mati walaupun perkembangan zaman akan semakin baik dan memberikan kemajuan yang begitu hebat dan mempengaruhi segala macam pola pemikiran dalam mendapatkan informasi yang ada. Contohnya saja, walau dengan adanya surat kabar elektronik tetapi buktinya saja surat kabar-surat kabar tradisional semakin bermunculan misalnya saja surat kabar SINDO atau yang lainnya.
Surat kabar tradisional memiliki penggemar-penggemarnya tersendiri misalnya saja bagaimana dengan orang-orang yang tidak dapat menggunakan komputer atau tidak memiliki kemampuan dalam mengakses internet maka mereka akan lebih menyukai untuk membaca surat kabar tradisional sambil tiduran, menyantap makanan atau sekedar sambil minum kopi ataupun the dan yang paling penting bisa dibaca dimana saja. Tetapi jika surat kabar elektronik kita hanya mampu membaca di depan komputer itu sendiri, bener ga? Yah, walaupun zaman sekarang telah banyak orang yang memiliki laptop tapi itu hanya sebagian kan terus bagaimana dengan yang lain? Tentu saja mereka akan menjadi peminat surat kabar tradisisonal.

D.    Kemajuan Teknologi Komunikasi Dibidang Persuratkabaran

Surat kabar memiliki empat posisi, yaitu sebagai lembaga sosial, lembaga ekonomi, produk informasi, dan media informasi. Sebagai media informasi, surat kabar perlu mengikuti perkembangan teknologi komunikasi. Surat kabar dapat meningkatkan pelayanan kepada pembaca. Bukan hanya itu, dengan memakai teknologi komunikasi yang mutakhir, juga dapat mengurangi biaya produksi surat kabar. Surat-surat kabar sekarang berlomba-lomba menggunakan teknologi komunikasi mulai dari cetak jarak jauh, online communication, situs world wide web (WWW, yang sering disebut the web) hingga e-mail.

Online communication membantu wartawan memperoleh bahan baku berita yang akan ditulis menjadi berita. Dengan mengakses online communication wartawan bisa melakukan observasi tentang berbagai masalah yang akan dilaporkan. E-mail dapat juga digunakan reporter di lapangan untuk mengirimkan informasi yang diperoleh pada redaktur. Internet dapat digunakan sebuah surat kabar untuk berkomunikasi dengan khalayaknya, bahkan juga digunakan  untuk mengirimkan berita kepada pembacanya. Inilah yang disebut dengan jurnalisme online. Citizen Jurnalisme ( warga jurnalisme ) artinya secara tidak langsung warga atau masyarakat ikut serta atau berperan menjadi wartawan guna memberikan informasi.

E. Akibat Kemajuan Teknologi Komunikasi Dibidang Persuratkabaran

Menimbulkan dua akibat yaitu jumlah wartawan berkurang dan hadirnya jurnalisme online. Jurnalisme online hadir akibat perkembangan teknologi komunikasi dan memudahkan khalayak memperoleh informasi. Namun ada juga dampak negatif dari kehadiran jurnalisme online. Sebab, reliabilitas informasi yang dihasilkan jurnalisme online sering terabaikan sehingga timbul keraguan dalam khalayak untuk mengakses jurnalisme online.
Kelebihan dari jurnalisme online tersebut yaitu dari orientasi teknologi komunikasi, yang selalu mengacu pada terbentuknya satu tatanan komunikasi baru, dimana salah satu ciri utamanya adalah lalulintas informasi diatur oleh individu dengan sendirinya menempatkan jurnalisme online sebagai program untuk memberdayakan individu dalam memperoleh informasi. Setiap individu mempunyai kesempatan mengakses segala informasi yang dia kehendaki. Setiap individu bahkan memiliki peluang untuk memperoleh informasi dari sumber yang sangat luas. Kelebihan kedua jurnalisme online adalah dapat menyiarkan informasi dalam jumlah yang sangat banyak dalam waktu yang sangat pendek. Kelebihan ketiga adalah bisa menggabungkan tulisan, gambar dan suara dalam satu kesatuan yang utuh.
Namun ada juga kekurangan dari jurnalisme online. Proses menciptakan tatanan komunikasi baru lewat jurnalisme online memaksa masyarakat untuk  adaptasi agar mereka tidak merasa digilas oleh jurnalisme online itu sendiri. Hambatan untuk menyikapi informasi yang disiarkan secara jurnalisme online. Ciri informasi jurnalisme online antara lain tidak membutuhkan penyuting seperti yang dimiliki surat kabar konvensional, tidak membutuhkan orang yang mampu membantu masyarakat dalam menentukan informasi mana yang masuk akal atau tidak. Masyarakat yang senantisa kritis dan skeptis dalam menyikapi informasi disebut masyarakat supra rasional.
Masyarakat supra rasional bisa bermedia massa secara proposional. Masyarakat seperti ini bisa membaca pesan-pesan yang disiratkan oleh informasi tentang kebudayaan teknologis industrial dan profesional. Masyarakat ini dapat memahami makna dan konteks berita yang disiarkan media massa. Masyarakat tipe ini tidak bisa dipengaruhi oleh retorika kosong dan propaganda murahan lewat media massa, bahkan dapat mengetahui apa yang harus dilakukan kalau media masa ternyata melanggar hak-hak asasi mereka. Jurnalisme online merupakan mainan masyarakat supra rasional. Masyarakat yang tidak tergolong supra rasional tidak akan betah mengakses jurnalisme online.
Surat kabar tradisional memiliki penggemar – penggemarnya tersendiri misalnya saja bagaimana dengan orang – orang yang tidak dapat menggunakan komputer atau tidak memiliki kemampuan dalam mengakses internet. Walaupun zaman sekarang telah banyak orang yang memiliki laptop tapi itu hanya sebagian, tentu saja mereka akan menjadi peminat surat kabar tradisional

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Surat kabar di Indonesia diawali dengan munculnya surat kabar berbahasa Belanda pada tahun 1744 atas izin Gubernur Jenderal Van Imhoff yang biberi nama Brotomarni, kemudian muncul surat kabar berbahasa Indonesia pada tahun 1907 yang  bernama Medan Priyayi yang dimiliki oleh Tirtohadisuryo selanjutnya di tahun 1910 surat kabar tersebut dicetak setiap hari. Di era kemajuan teknologi komunikasi seperti sekarang ini, jurnalisme online sudah berkembang dikalangan masyarakat, yang mau tidak mau turut menyaingi keberadaan jurnalisme konvensional, meskipun begitu jurnalisme konvensial dipastikan akan tetap terjaga keeksisannya karena faktor-faktor tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Perkembangan Teknologi Komunikasi; Triutami’s Weblog

Pengaruh kemajuan teknologi komunikasi;Marinavitania.blogspot.com

Sejarah dan Perkembangan Surat Kabar,en.wikipedia.org, www.tabloiduntung.blogspot.com

 

PERAN PENTING SURAT KABAR SEBAGAI INFORMASI UNTUK MAHASISWA KOMUNIKASI


Nama : M. Jen Al Idrus
NIM   : 201010040311194
Ilmu Komunikasi
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi untuk saat ini dapat dikatakan berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang pada dasarnya semua ilmu pengetahuan akan menghasilkan inovasi baru terhadap perkembangan teknologi komunikasi, seperti halnya perkembangan media massa sekarang yang tidak hanya sebagai media informasi namun telah dikembangkan sebagai sarana bisnis.  Dapat dilihat media massa surat kabar, surat kabar yang seharusnya sebagai sarana kontrol dan pendidikan dalam menyebarkan informasi yang relevan untuk dikonsumsi masyarakat pembaca, ini artinya surat kabar tersebut tak akan lepas dari aspek-aspek bagaimana cara tulisan jurnalistik dalam menyampaikan informasi yang tulus kepada khalayak.
Dengan demikian surat kabar mempertahankan penerbitannya yang merupakan terpenting sebagai salah satu kekosistenan dalam menyampaikan informasi yang bermutu untuk khalayak masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari semua surat kabar memiliki kekhasan sendiri – sendiri dalam menyampaikan informasi untuk khalayak pembaca, ini juga tak dapat dipisahkan dalam pengolahan surat kabar dari keberadaan bisnis. Seperti halnya pertumbuhan surat kabar di Indonesia kian tinggi secara kualitasnya dalam mendapatkan, mengolah dan menyebarkan informasi untuk khalayak masyarakat pembaca, meskipun dalam era globalisasi ini semakin lama semakin tergeser keberadaan surat kabar dengan media elektronik seperti TV dan sebagainya meskipun ada sebagian masyarakat yang masih setia untuk mendapatkan informasi dari media surat kabar, alhasil surat kabar mau tak mau managemen merubah dan meniru apa yang sudah ditayangkan di TV sebagai penjelas yang lebih akurat dan mendalam untuk menarik khalayak agar memperoleh informasi yang lebih jelas untuk membaca surat kabar.
Namun perkembangan yang begitu pesat dalam media surat kabar tidak menuntut kemungkinan hanyalah sedikit masyarakat yang setia untuk mengkonsumsi surat kabar sebagai informasi yang bermutu, apalagi dikalangan mahasiswa komunikasi yang seharusnya surat kabar sebagai kebutuhan konsumsi setiap hari dalam mencari informasi, karena surat kabar merupakan kumpulan berita informasi yang terjadi dikehidupan sehari – hari masyarakat sekitar dan juga mahasiswa komunikasi berperan untuk memajukan media surat kabar dan berperan untuk mengontrol kebebasan pers yang dilakukan oleh jurnalsm untuk mengenai tulisan artikel yang sudah dimuat dalam surat kabar. Dapat dikatakan pentingnya surat kabar untuk mahasiswa komukasi karena surat kabar merupakan sebagai informasi layanan pendidikan dan pengontrolan sosial politik, dengan demikian pentingnya mahasiswa komunikasi untuk mengetahu apa saja yang terjadi dalam aspek politik, kebudayaan, agama dan pendidikan sebagai landasan pengetahuan yang mana mahasiswa komunikasi tidak jauh dalam pembelajaran membahas tentang aspek – aspek tersebut yang sudang didalaminya.
Alasan kenapa penting untuk menganalisis pembaca surat kabar dikalangan mahasiswa komunikasi, karena untuk mengetahui berapa banyak mahasiswa komunikasi mencari kebutuhan informasi pengetahuan melalui media cetak, dimana peran surat kabar sangatlah penting untuk menunjang informasi yang selalu terkait dengan bidang yang didalami oleh mahasiswa komunikasi, apakah surat kabar selalu menjadi kebutuhan sebagai informasi pengetahuan dan pengontrol kebebasan pers atau sebaliknya surat kabar hanya menjadi kebutuhan mahasiswa komunikasi saat ada tugas dari dosen yang mengajar materi jurnalistik.
TUJUAN DAN RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Makala ini dibuat untuk mengetahui seberapa besar peran surat kabar sebagai media massa untuk kepentingan informasi terhadap para mahasiswa ilmu komunikasi yang memiliki hubungan dengan berkembangnya persurat kabaran.
RUMUSAN MASALAH
Ø  Perkembangan surat kabar di indonesia
Ø  Peran penting surat kabar untuk informasi kepada mahasiswa komunikasi

PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN SURAT KABAR DI INDONESIA
Sebelum membahas perkembangan surat kabar di indonesia, menurut saya lebih dahulu kita mengetahui lahirnya surat kabar dimana pertama kali surat kabar dibuat oleh Benjamin Harris pada tahun 1690 dimana dibuat di Amerika Serikat, dimana pada saat itu surat kabar tersebut diberi nama “Public Occurances Both Foreign and Domestick”. Akan tetapi tidak lama kemudian penerbitan surat kabar tersebut diberhentikan karena tidak adanya surat izin terbit, setelah adanya surat kabar di Amerika Serikat mulailah muncul surat - surat kabar diberbagai negara lainya dimana surat kabar sejarah munculnya surat kabar di Indonesia ketika itu surat kabar muncul dalam bahasa Belanda pada zaman Belanda tahun 1744 dimana pada masa Gurbernur Jendral Van Imhoff dengan nama Bataviasche Nouvelles, dimana surat kabar tersebut hanya bertahan dua tahun dalam perkembangan surat kabar di indonesia, alhasi terus menerus kemajuan surat kabar di indonesia pada saat itu berkembang sangat pesat pada tahun 1828 diterbitkan Javasche Courant di Jakarta dalam membuat resmi berita – berita pemerintah, berawal dari sinilah diman setiap kota seperti Surabaya menerbitkan surat kabar yang bernama Soerabajasch Advertantiebland, dimana semarang menerbitkan surat kabar bernama Semarangche Advertantiebland dan De Semarangsche Courant, Bogor, semarang, sulawesi, padang yang juga menerbitkan surat kabar di masa itu.
Ketika jaman kemerdekaan Indonesia surat kabar juga berperan untuk perlawanan sabotase komunis dimana Edi Soeradi melakukan propaganda agar rakyat berdatangan pada rapat raksasa ikada pada tanggal 19 September 1945 untuk mendengar pidato Bung Karno. Namun dapat dikatakan perkembangan surat kabar ketika kemerdekaan indonesia banyak surat kabar yang dibrendel. Dimana pada saat itu surat kabar yang terbit adalah Soeara Indonesia, Soeara Merdeka(bandung), Kedaulatan Rakyat(Bukit tinggi), Oetoesan Soematra(Padang). Ketika dijaman Order Lama surat kabar indonesia memiliki masalah karena dituntut untuk memiliki perizinan dalam penerbitan dan bukan hanya itu penerbitan pun diperketat karena semua keputusan penerbitan itu diatur oleh pemerintah ini pada saat itu dinamakan Pers Otoriter dimana dapat diartikan pemerintah pada saat itu memiliki kekuasaan tinggi untuk memutuskan apakah sudah layak untuk surat kabar diterbitkan.
Namun pada saat order baru surat kabar memiliki kembali hakekat dari fungsi dan peran surat kabar yaitu sebagaikontrol sosial dan informasi pendidikan, dimana pada saat order baru surat kabar berkembang pesat sampai surat kabar kampus yang mulai aktif kembali untuk memberikan informasi. Lambat laun mulailah surat kabar di Indonesia berkembang sangat dahsyat sebanding lurus dengan kemajuan negara dalam aspek apapun, dimana pers memiliki visi dasar sebagai landasan yaitu Pancasila dalam memberikan informasi yang memiliki nilai dan norma – norma, perkembangan pers untuk saat ini mengarah kebidang bisnis dimana iklan dan opla selalu menjadi hal terpenting dalam kemajuan surat kabar tersebut seakan surat kabar.  Menyikapi apa yang terjadi dan penjelasan diatas, mau tak mau kita harus memikirkan dan merenungkan makna perkembangan teknologi komunikasi dalam aspek-aspek pendidikan, budaya serta agama untuk kehidupan manusia diera globalisasi, memahami apa yang dikatakan Wahyu Wibowo dalam bukunya Berani Menulis artiket mengatakan “ Hal ini akan makin terasa mana kala kita menyadari bahwa era revormasi dan kebebasan dapat dimaknai oleh media massa sebagai” pembeberan informasi secara telanjang” artinya berkat perkembangan teknologi komunikasi, oleh media massa ruang – runag pribadi kita serta merta dijadikan dan sekaligus dilebur kedalam ruang – ruang publik”(Wibowo, Wahyu.2006, p.x) . Memahami apa yang dikatakan Pak Wahyu Wibowo, kita dapat menjelaskan bawasanya perkembangan teknologi komunikasi dalam implikasinya media massa membuat kepribadian kita menjadi kepentingan publik yang tak seharusnya menjadi konsumsi informasi publik, namun demi kepentingan pemberitaan yang menarik dan membuat pembaca atau penyimak tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pribadi kita inilah yang dikatakan kperkembangan surat kabar untuk era demokrasi dan era informasi saat ini.

PERAN PENTING SURAT KABAR
SEBAGAI INFORMASI BAGI MAHASISWA KOMUNIKASI
Media massa adalah media yang digunakan sebagai sarana berkomunikasi dan kebutuhan informasi yang melibatkan penerimaan pesan tersebut dimana tanpa diketahui kebenaranya. “ media massa adalah alat yang digunakan dalam penciptaan pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar( Canggara, 2003, p.53). Dapat kita lihat bagaimana fungsi dan peran surat kabar sebagai media komunikasi untuk khalayak pembaca dimana dapat dikatakan sebagai jendela pengetahuan untuk meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita dapat informasi yang terjadi disekitar kita, juru baca dan menjelaskan makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas, pembawa atau pengantar informasi serta sebagai pengontrol sosial.
Dari berbagai media massa yang ada, surat kabar banyak dipilih oleh masyarakat sebagai media komunikasi dan media informasi karena memiliki kelebihan dimana dalam suatu berita memiliki penjelasan yang mendalam tentang suatu berita tersebut, surak kabar yang memiliki karakter tersendiri dibanding dari media yang lain yaitu penyebaran informasi sebanyak-banyaknya yang dapat diterima khalayak pembaca, keteraturan penerbit yang setiap hari dapat dinikmati khalayak pembaca, isi yang memiliki beraneka ragam dengan didasari oleh aspek kehidupan manusia, informasi yang memiliki dasar fakta dan opini yang relevansi, informasi yang dapat dilihat lagi tanpa membeli atau mengakses kembali. Dari penjelasan diatas banyak fungsi dan kelebihan surat kabar sebagai komunikasi informasi untuk khalayak, alhasi surat kabar yang begitu penting sebagai konsumsi informasi mahasiswa sebagai pengetahuan ilmu umum serta ilmu kehidupan yang terjadi disekitarnya. Alhasil dimana mahasiswa yang selalu ingin membaca surat kabar karena mahasiswa perlu ingin mengetahui perkembangan lingkungan dan masyarakat tempatnya hidup, dapat dikatakan mahasiswa membaca surat kabar bukan hanya untuk mengetahui kejadian , tetapi perkembangan yang terjadi, dengan mengetahui perkembangan, mahasiswa tidak hanya mendapatkan dan mempunyai pengetahuan tentang situasi, dimana perlu ia juga dapat menyesuaikan dengan situasi atau malahan mencoba menguasai dan memahami situasi tersebut untuk kepentingannya.  
Dapat dikatakan peran penting surat kabar sebagai informasi pembaca selalu mengedepankan informasi yang mendidik dan relevan untuk pembacanya, dimana kebutuhan informasi setiap individu berbeda – beda, disinilah mahasiswa komunikasi yang seharusnya menyadari betapa penting peran surat kabar untuk mendapatkan perkembangan kejadian kehidupan sehari – hari dalam semua masyarakat. Surat kabar yang berusaha untuk memberikan informasi yang bermutu dan relevan tidaklah untuk memberikan komunikasi kepada masyarakat dengan tulus,  ini karena surat kabar memiliki tujuan agar masyarakat khusunya mahasiswa untuk mengkritisi perkembangan dalam aspek – aspek apapun karena surat kabar memberikan beranekaragam berita dalam setiap harinya. Dengan demikian surat kabar selalu senantiasa dengan cermat mengikuti perkembangan masyarakat khususnya mahasiswa dan lingkunganya. Dari berjuta kejadian dan permasalahan diharapkan surat kabar tetap harus dapat selektif yang tepat, sehingga kebutuhan mahasiswa dan masyarakat khalayak pembacanya akan informasi terpenuhi.
Kebutuhan informasi inilah yang dipahami bagi pengelola surat kabar sebagai peralihan era industri menjadi era informasi yang mana pembaca khususnya mahasiswa komunikasi selalu mengontrol dan memberikan kritisi dalam perkembangan kebebasan pers yang sudah ditulis menjadikan informasi apakah relevan dan sesuai dengan apa yang terjadi, seakan ketulusan jurnalism menjadi taruhan kemajuan dan kualitas persurat kabaran. Alhasil kemajuan perkembangan media massa surat kabar dapat dikatakan sebangding lurus dengan kemajuan masyarakatnya ini akan menjadi penting bilaman kemajuan surat kabar dalam peran untuk memberikan layanan kepada masyarakat sebagai pengontor dan pendidikan di dalam menyampaikan informasi, namun peran mahasiswa pun harus ikut untuk mengontrol bilamana kebebasan pers melenceng dari visi pancasila dan peran serta fungsi surat kabar itu sendiri agar surat kabar di indonesia kembali pada qitohnya.
KESIMPULAN
Dimana perkembangan surat kabar memiliki peran penting bagi mahasiswa komunikasi karena surat kabar yang berfungsi sebagai informasi jendela pengetahuan dan sebagai pengontrol sosial, dimana seharusnya mahasiswa bisa mendapatkan dan sekaligus mengontrol kebebasan pers yang sudah berjalan lama. Dengan kata lain mahasiswa harus mengembalikan fungsi dan peran surat kabar bila mana surat kabar tersebut sudah kelewatan batas.
Alhasil surat kabar harus mengedepankan informasi yang bermutu untuk memberikan informasi yang relevan bagi para pembaca, dengan kata lain surat kabar juga memikirkan bagaimana pembaca tidak beralih ke media informasi lainnya. Karenan media massa merupakan sebagai berkomunikasi dan kebutuhan informasi. Sebagai mahasiswa komunikasi haruslah mengetahui apa yang terjadi sekarang, oleh karena itu mahasiswa butuh informasi dari media massa yang bermutu dan relevan yaitu dapat dikatakan media cetak atau surat kabar.

SUMBER
Ø  Oetama, Jakob. 2001. “Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus”. Jakarta: Buku Kompas.
Ø  Bungis, M. Burhan. 2008. “konstruksi sosial media massa”. Jakarta: Kencana.
Ø  Wibowo, Wahyu. 2006. “Berani Menulis Artikel”. Jakarta: Gramedia pustaka  utama.